askep terlengkap

Selasa, 12 Juli 2011

ASKEP EFUSI PLUERA


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga
pleura. (Price C Sylvia, 1995)
B.     Etiologi
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
*        Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
*        Penurunan tekanan osmotic koloid darah
*        Peningkatan tekanan negative intrapleural
*        Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
C.     Tanda dan Gejala
1)      Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
2)      Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.
3)      Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
4)      Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
5)      Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
6)      Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
                                     
D.    Patofisiologi
Didalam rongga pleura terdapat + 5ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir kedalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini mencapai 1 liter seharinya.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung). Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat pleura. Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic koloid yang menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah.

E.     Manifestasi Klinis
Biasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan oleh penyakit dasar.Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis,sementara efusi malignan dapat mengakibatkan dispnea dan batuk. Ukuran efusiakan menentukan keparahan gejala. Efusi yang luas akan menyebabkan sesak napas. Area yang mengandung cairan atau menunjukkan bunyi napas minimalatau tidak sama sekali mengandung bunyi datar, pekak saat perkusi. Suaraegophoni akan terdengar diatas area efusi. Deviasi trakea menjauhi tempat yangsakit dapat terjadi jika penumpukan cairan pleural yang signifikan. Bila terdapatefusi pleura kecil sampai sedang, dispnea mungkin saja tidak ditemukan.( Brunner & Suddart, 2001: 593

F.      Penatalaksanaan medis
a)      Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis).
b)      Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu.
c)      Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru.
d)     Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.
e)      Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic







 







BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1.      Identitas klien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Tempat tinggal
Status
2.      Riwayat kesehatan
RKS :pusing,nyeri dada, mudah lelah,palpitasi
RKD :
RKK :
3.      Keluhan utama
Anxietas,gelisah,capek dan lelah serta gangguan aktivitas,palpitasi,nyeri dada,vertigo,sesak nafas
4.      Pengkajian fisik
a)      Aktifitas/istirahat
Gejala : dispneu dengan aktifitas ataupun istirahat
b)      Sirkulasi
Tanda : Takikardi, disritmia, irama jantung gallop, hipertensi/hipotensi, DVJ
c)      Integritas ego
Tanda : ketakutan, gelisah
d)     Makanan / cairan
Adanya pemasangan IV vena sentral/ infus
e)      nyeri/kenyamanan
Gejala tergantung ukuran/area terlibat : Nyeri yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu, abdomen
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi
f)       Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas, Batuk, riwayat bedah dada/trauma,
Tanda : Takipnea, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, retraksi interkostal, Bunyi napas menurun dan fremitus menurun (pada sisi terlibat), Perkusi dada : hiperresonan diarea terisi udara dan bunyi pekak diarea terisi cairan
Observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma atau kemps, penurunan pengembangan (area sakit). Kulit : pucat, sianosis,berkeringat, krepitasi subkutan
5.      Pada pemeriksaan fisik
a)Inspeksi:pencembungan  hemithorax  yang  sakit,  ICS melebar,pergerakan pernafasan menurun pada sisi sakit, mediastinum terdorong kearah kontralateral.
b)Palpasi:sesuai dengan inspeksi, fremitus raba menurun.
c)Perkusi:perkusi yang pekak, garis Elolis damoisseaux
d)Auskultasi:suara nafas yang menurun bahkan menghilang.
6.      Pemeriksaan Diagnostik
·         Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.
·         Ultrasonografi         
·         Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
·         Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.
·         Biopsi pleura mungkin juga dilakukan

B. Analisa data 
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
DS:             
a.
DO:
a.

penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan), gangguan musculoskeletal, nyeri/ansietas, proses inflamasi.


Pola napas tidak efektif
2.
DS:
a.Pasien mengatakan nyeri bagian dada
b.Pasien mengatakan sulit melakukan aktivitas/gerakan
DO:
a.

factor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-faktor fisik (pemasangan selang dada)

Nyeri dada











3.
DS:



                                            





A.      Perencanaan keperawatan.
DIAGNOSA
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
1.Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan), gangguan musculoskeletal, nyeri/ansietas, proses inflamasi






2. Nyeri dada b.d factor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-faktor fisik (pemasangan selang dada)




Tujuan :
pola nafas efektif

Kriteria hasil :
- Menunjukkan pola napas normal/efektif dng GDA normal
- Bebas sianosis dan tanda gejala hipoksia




Tujuan :
Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
-        Pasien mengatakan nyeri berkurang  atau dapat dikontrol
-   Pasien tampak tenang




a.Identifikasi etiologi atau factor pencetus
b. Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat, sianosis, perubahan tanda vital)
c. Auskultasi bunyi napas
d. Catat pengembangan dada dan posisi trakea, kaji fremitus.
e. Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian kepala tempat tidur
f. Berikan oksigen melalui kanul/masker






a.       Kaji terhadap adanya nyeri, skala dan intensitas nyeri
b.      Ajarkan pada klien tentang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi
c.       Amankan selang dada untuk membatasi gerakan dan menghindari iritasi
d.      Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa nyeri
e.       Berikan analgetik sesuai indikasi







1 komentar: